Selamat Datang Ke Blog Sentuhan Kasih Semurni Impian

Tuesday 21 May 2013

Kesan Amalan Maksiat


Dewasa ini masyarakat umumnya semakin menghalalkan yang haram terutamanya maksiat. Maksiat boleh merosakkan jiwa dan iman kita dan membuat Allah SWT murka pada kita. Kesan-kesan maksiat adalah seperti berikut: 

Maksiat Menghalangi Ilmu Pengetahuan

Ilmu adalah cahaya yang dipancarkan ke dalam hati. Namun, kemaksiatan dalam hati dapat menghalangi dan memadamkan cahaya tersebut. Ketika Imam Malik melihat kecerdasan dan daya hafal Imam Syafie yang luar biasa, beliau (Imam Malik) berkata, Aku melihat Allah telah menyuluhkan cahaya di hatimu, wahai anakku. Janganlah engkau padamkan cahaya itu dengan maksiat.

Maksiat Menghalangi Rezeki

Jika ketakwaan adalah penyebab datangnya rezeki. Maka meninggalkannya bererti menimbulkan kefakiran. Seorang hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya” (HR. Ahmad)

Maksiat Menimbulkan Jarak Dengan Allah

Diriwayatkan ada seorang laki-laki yang mengeluh kepada seorang arif tentang kesunyian jiwanya. Sang arif berpesan, Jika kegersangan hatimu akibat dosa-dosa, maka tinggalkanlah (perbuatan dosa itu). Dalam hati kita, tak ada perkara yang lebih pahit daripada kegersangan dosa diatas dosa.”

Maksiat Menjauhkan Pelakunya dengan Orang Lain

Maksiat menjauhkan pelakunya dari orang lain, terutama dari golongan yang baik. Semakin berat tekanannya, maka semakin jauh pula jaraknya hingga berbagai manfaat dari orang yang baik terhalangi. Kesunyian dan kegersangan ini semakin menguat hingga berpengaruh pada hubungan dengan keluarga, anak-anak dan hati nuraninya sendiri.

Seorang salaf berkata, Sesungguhnya aku bermaksiat kepada Allah, maka aku lihat pengaruhnya pada perilaku binatang (kenderaan) dan isteriku.

Maksiat Menyulitkan Urusan

Jika ketakwaan dapat memudahkan segala urusan, maka pelaku maksiat akan menghadapi kesulitan dalam menghadapi segala urusannya. Maksiat menggelapkan hati, Ketaatan adalah cahaya, sedangkan maksiat adalah gelap gelita.

Ibnu Abbas ra berkata, Sesungguhnya perbuatan baik itu mendatangkan kecerahan pada wajah dan cahaya pada hati, kekuatan badan dan kecintaan. Sebaliknya, perbuatan buruk itu mengundang ketidakceriaan pada raut muka, kegelapan di dalam kubur dan di hati, kelemahan badan, susutnya rezeki dan kebencian makhluk.

Maksiat Melemahkan Hati dan Badan

Kekuatan seorang mukmin terpancar dari kekuatan hatinya. Jika hatinya kuat maka kuatlah badannya. Tapi bagi pelaku maksiat, meskipun badannya kuat, sesungguhnya dia sangat lemah jika kekuatan itu sedang dia perlukan, hingga kekuatan pada dirinya sering menipu dirinya sendiri. Lihatlah bagaimana kekuatan fisik dan hati kaum muslimin yang telah mengalahkan kekuatan fisik bangsa Persia dan Romawi

Maksiat Menghalangi Ketaatan

Orang yang melakukan dosa dan maksiat akan cenderung untuk memutuskan ketaatan. Seperti selayaknya orang yang satu kali makan tetapi mengalami sakit berkepanjangan dan menghalanginya dari memakan makanan lain yang lebih baik.

Maksiat Memendekkan Umur dan Menghapus Keberkatan

Pada dasarnya, umur manusia dihitung dari masa hidupnya. Sementara itu tak ada yang namanya hidup kecuali jika kehidupan itu dihabiskan dengan ketaatan, ibadah, cinta dan dzikir kepada Allah serta mementingkan keridhaan-Nya.

Maksiat Menumbuhkan Maksiat Lain

Seorang ulama Salaf berkata, bahawa jika seorang hamba melakukan kebaikan, maka hal tersebut akan mendorong dia untuk melakukan kebaikan yang lain dan seterusnya. Dan jika seorang hamba melakukan keburukan, maka dia pun akan cenderung untuk melakukan keburukan yang lain sehingga keburukan itu menjadi kebiasaan bagi si pelaku.

Marilah kita menjauhi segala jenis maksiat samada kecil atau besar, kerana setiap maksiat adalah berdosa dan mendatang kemurkaan Allah SWT.

“Janganlah engkau melihat kecilnya dosa yang kamu kerjakan, tapi lihatlah kepada DZAT yang engkau durhakai” (Bilal Bin Sa’ad)

“Selama kamu MENGANGGAP KECIL sebuah dosa, maka SEMAKIN BESAR dosa tersebut dimata Allah.

Dan selama kamu MELIHAT BESAR sebuah dosa maka SEMAKIN KECIL dosa tersebut dimata Allah” (Fudhail Bin Iyadh)



Semoga bermenafaat..






No comments:

Post a Comment